Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Harita Nickel Latih Pemuda Soligi dan Kawasi Kuasai Bahasa Mandarin Lewat Program PELITA Batch III

Kamis, 31 Juli 2025 | Juli 31, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-31T07:41:51Z

KAWASI, rakyatbersatu.
news — Di tengah kompetisi industri nikel yang semakin terbuka terhadap investasi asing, Harita Nickel terus menunjukkan komitmennya dalam pemberdayaan sumber daya manusia lokal. 


Melalui program Peningkatan Keahlian dan Keterampilan Pemuda (PELITA) yang kini memasuki angkatan ketiga, perusahaan menargetkan penguasaan bahasa Mandarin sebagai keterampilan kunci bagi generasi muda di sekitar wilayah operasionalnya.


Program ini menyasar 30 peserta terpilih dari Desa Soligi dan Kawasi, yang dibagi dalam dua kelompok utama: kelas reguler untuk lulusan SMA yang belum bekerja, dan kelas pelajar bagi siswa SMA kelas dua dan tiga. 


Pelatihan akan berlangsung selama enam hingga tujuh bulan dengan fokus pada tiga level sertifikasi HSK (Hanyu Shuiping Kaoshi) HSK 1, HSK 2, dan HSK 3 sebagai standar internasional kemampuan bahasa Mandarin.


“PELITA bukan sekadar pelatihan keterampilan, tapi bagian dari strategi besar kami dalam membekali pemuda lokal dengan kemampuan yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini,” ujar Ifan Farianda, Community Development Manager Harita Nickel, dalam keterangannya, Rabu (31/7/2025).


Ifan menambahkan bahwa pemilihan bahasa Mandarin sebagai fokus pelatihan merupakan respons langsung atas tantangan komunikasi di lapangan, seiring meningkatnya interaksi dengan mitra kerja asal Tiongkok. 


Menurutnya, tenaga kerja lokal yang mampu menjembatani komunikasi lintas budaya sangat dibutuhkan di era industri global.


Pelatihan ini dilaksanakan bekerja sama dengan lembaga bahasa berbasis di Jakarta yang memiliki jejaring internasional di Singapura, demi menjamin kualitas pengajaran dan pencapaian target pembelajaran. 


Diharapkan, seluruh peserta dapat mencapai HSK level 3, level yang sudah memadai untuk komunikasi kerja dasar, termasuk sebagai staf administrasi maupun penerjemah pemula.


Lebih dari sekadar pelatihan teknis, PELITA menjadi jembatan bagi pemuda Obi untuk masuk dalam arus ekonomi global. 


“Kami ingin mereka punya daya saing, bukan hanya di tingkat lokal, tapi juga nasional bahkan internasional,” ujar Ifan.


Tak lupa, Ifan menekankan pentingnya dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah desa hingga keluarga peserta. Sinergi ini dinilainya sebagai kunci keberhasilan program.


“Jika semua elemen bekerja sama, hasilnya akan nyata: pemuda yang lebih siap, lebih percaya diri, dan lebih berdaya,” pungkasnya.


Dengan semangat kolaboratif dan visi jauh ke depan, Harita Nickel lewat PELITA tak hanya membangun kompetensi individu, tapi juga membuka jalan bagi desa-desa pesisir Pulau Obi untuk terkoneksi dengan ekonomi dunia.

×
Berita Terbaru Update